Bapak Engkaulah Guruku
Bapak,
Engkau mengenalkanku arti hangatnya rotan
Yang mungkin kau ayun dengan sesak di dada
Saat ia mendorong atomatom tubuhku, mungkin kau menangis
Dalam diam menjerit lebih keras dari tangisku
Karena engkau tahu bahwa hangatnya rotan lebih manis dinikmati dari panasnya neraka
Bapak,
Kau mengenalkanku arti kesendirian
Bukan menyepi seorang diri
Saat tak ada satu pun(!) orang yang menggenggam tangan ini; melangkah bersama
Tapi genggaman yang kosong ke arah antah berantah
Diri yang bodoh
Mata yang buta
Saat kau dibopong, tatapan lekatmu mengarah ke arahku
Tapi aku seolah gila dengan banyak khayalan
Bola mata indahmu tersenyum
Aku hanya mematung tak membalas
Serumen syaithon manakah yang memekakan telingaku
Bahkan nurani pun gamang didengar
Kau akan pergi!
Tapi aku tak mendekat
Mencium tangamu seperti saat aku hendak berangkat ke sekolah
Senila diri ini
Hanya sempat mengecup keningmu saat engkau telah membujur kaku
Masih kurasakan bibirku yang jatuh di atas kulitmu
Aliran bening yang meluap tak kuasa dibendung
Membuatnya sekejap namun hangat
Seongok jiwa ini merindukanmu
Membasuh hati dengan luka menganga
Kau bisa, kenapa aku tidak?
Bapak,
Kau mengenalkanku arti kebohongan;
Bahwa kau mencintai kami dalam diam
TS
Bdg, 08052014
SAYANG
sayang waktu berbilang
ringkih kaki mengembara
jalan lurus panjang
nyatanya berkelok liang
diri jumpa jurang
orang orang datang
mereka telentangkan senyum
bantu tata rapi baris impian
lalu pulang
tinggal bayang
sayang waktu sayang
hilang
TS
Bdg,
05092015
LANGIT
daun menyeringai pada langit
air bercermin pada langit
batu tersenyum pada langit
aku menatap langit
kosong
langit menatapku
sejak lama aku berusaha tidak tahu
ia binar benar
sorot matanya
lembut
dengan kesungguhan
TS
Bdg, 04092015
-------------------------
Tally Syifa adalah nama pena dari Nurhikmah Taliasih, mahasiswi Unikom Bandung dan pegiat sastra di Forum Lingkar Pena (FLP).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus